Pemesanan Pre-Order: 7 Juli - 22 September 2024
Masa Produksi 1 - 22 September 2024
Masa Pengiriman 23 - 29 September 2024
Membeli berarti menyetujui timeline produksi.
Genre buku: Motivasi Islami
Dimensi buku : 21 x 14,8 cm (Potrait)
Bahan kertas : Book paper
Jumlah halaman : 224 halaman
Buku SAM (Saatnya Ayah Mendidik) karya Ulum A. Saif
Buku SIMI (Saatnya Ibu Menjadi Ibu) karya Febrianti Almeera
Kartu KELUARGA (Pemantik Diskusi Ayah Ibu) - TERBATAS
Sinopsis - Saatnya Ayah Mendidik
Di Negeri Tanpa Ayah, perannya tajam di luar rumah, tapi tumpul di dalam rumah. Di Negeri Tanpa Ayah,kekecewaan di tempat kerja ia tumpahkan ke dalam rumah.
Di Negeri Tanpa Ayah, sibuk berangkat kerja sebelum anaknya membuka mata, lelah pulang kerja setelah anaknya tertidur tanpa doa. Di Negeri Tanpa Ayah,anak-anaknya jarang diajak bicara.
Di Negeri Tanpa Ayah, sekalinya diajak bicara justru ditegur keras karena anaknya tak sehebat dirinya. Di Negeri Tanpa Ayah, ia hanya ada dengan anaknya, tapi tidak bersama dengannya.
Di Negeri Tanpa Ayah, anak-anak tak berani memutuskan untuk dirinya. Di Negeri Tanpa Ayah,anak-anak mendewasa hanya usia, tak mendewasa pemikirannya.
Di Negeri Tanpa Ayah, para ibu gagal menjadi madrasah. Di Negeri Tanpa Ayah, para ibu menjadi madrasah, tapi tak punya kepala sekolah.
Sinopsis - Saatnya Ibu Menjadi Ibu
Sejauh apa pun seorang perempuan melangkah, pasti akan tetap kembali ke rumah. Karena di rumahnya itulah, Allah titipkan jiwa-jiwa mungil nan suci untuk dididik dan diarahkan … tentang bagaimana cara menghadapi dunia yang asing dan penuh tipu daya ini.
Peran yang tidak dapat digantikan. Karena hanya pada ibu, Allah karuniakan bagian dari nama-Nya: rahim, kasih sayang.
Sejauh apa pun Ibu melangkah, Nak … Ibu akan tetap kembali ke rumah. Memelukmu, mendidikmu, mendoakanmu … menjadi yang terbaik bagimu. Karena Ibu yakin, keberhasilan sejati Ibu bukanlah tentang apresiasi, medali, penghasilan, jabatan, ataupun atribut-atribut duniawi semacam itu. Keberhasilan sejati Ibu ... ketika mampu menghantarkanmu mengenal hakikat diri sebagai hamba Allah dan hanya punya satu tugas: mengabdi pada-Nya.
Sebab, itulah keberhasilan ibu yang sesungguhnya. Prestasi sejatinya.